
Megawati Soekarnoputri (Helmi/dok)
Artikel Terkait:
12/05/2011Sebuah Nazar, Jika Perempuan Kembali Pimpin Indonesia
Politikindonesia - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sangat ingin perempuan kembali tampil memegang tampuk kepemimpinan di Indonesia. Bahkan, Megawati telah bernazar khusus jika keinginannya tersebut dikabulkan Tuhan.
Cerita tentang nazar khusus tersebut dikemukakan Mega saat berpidato di depan kadernya di kantor DPP PDIP, Lenteng Angung, Kamis (12/05). “Jika 50 atau 25 tahun kemudian, akan ada Presiden perempuan lagi di Indonesia, saya akan sembayang khusyuk, dan benar-benar berterima kasih pada Tuhan. Tapi, jangan segitulah. Cepat-cepatlah," kata Mega.
Dikatakan Mega, perempuan harus mampu merebut tampuk kekuasaan di negeri ini. Baginya tiada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Mengutip tokoh pergerakan India, Mahatma Gandhi, tanpa perempuan, negara tidak akan mampu terbang tinggi.
Mega mengemukakan sebuah perumpamaan. “Seekor burung garuda, tidak akan bisa terbang jauh ke angkasa, apabila kedua sayapnya berat sebelah. Yang kanan laki-laki, yang kiri perempuan. Demikian sebuah bangsa, tidak akan besar bila perempuan tidak punya hak yang sama. Sedemikian pentingnya perempuan Indonesia bergerak memajukan bangsa,'' kata Mega berapi-api.
Negeri ini dan nasib kaum perempuan, , ujar putri proklamator RI itu, tidak akan berubah hanya dengan diam. Mereka harus bergerak, dan mengambil inisiatif. “Jangan mengatakan, saya ibu rumah tangga, ngurus anak-anak, suami, jadi capek.”
Mega melontarkan pertanyaan, “Apa darah, otak kita tidak sama?” Yang kemudian dijawabnya sendiri. “Sama! Karena kemauan. Sepanjang tidak ada niat, kita akan di situ terus. Nasib orang tidak akan berubah kecuali dia sendiri yang mengubahnya," kata Mega.
Dalam kesempatan itu, Mega memuji suaminya Taufiq Kiemas sebagai sosok suami yang baik. Berkat suami tercinta,, Megawati mengaku mendapatkan posisi politik saat ini. “Pak Taufiq itu baik sekali, sampai saya jadi begini. Kalau saya dijadikan bidadari dalam sangkar, tidak mungkin saya begini," ujar Mega.
Megawati menginginkan kaum perempuan di Indonesia mengikuti jejaknya, sebagai pemimpin partai politik dan mampu duduk sebagai Presiden. Karena itu, ia tidak sungkan-sungkan menyarankan 'pisah' dengan suami yang mengungkung jiwa politik istri-istrinya.
"Kalau Anda ditampar suami, kenapa tidak pisah saja? Kasihan anak-anak? Itu bukan problem anak-anak. Kartini, beliau terkungkung adat-istiadat. Tapi saya tidak akan membenarkan kalau adat istiadat itu melanggar HAM. Perempuan juga punya hak, karena kita manusia," ujar Mega.
Mega tidak menampik kewajiban para istri dalam mengurus rumah tangga, dan berbakti pada suami. Namun, menurutnya, perempuan hanya wajib berbakti pada suami yang santun dan menghormati hak-hak mereka.
“Gerakan feminisme dikatakan hanyalah orang yang bertujuan mementingkan perempuan sendiri. Tidak! Gerakan itu bertujuan mengangkat derajat kaum perempuan sama dengan laki-laki," pungkasnya.
(kap/rin/nis)